Judul
: Perahu Kertas
Pengarang
: Dewi Lestari - Dee
Penerbit
: Bentang
Halaman
: 443
Tahun
Terbit : 2009
ISBN
: 978-979-1227-78-0
Bukan! Bukan Keenan tak ingin membahagiakan ayahnya dengan masuk fakultas manajemen. Tapi ia hanya amat sangat senang melukis, seperti ibunya dahulu. Namun keputusan mutlak sang ayah yang dirasa pahit ini justeru mempertemukannya dengan seorang manusia –yang menamakan dirinya sebagai alien Saturnus- bergender perempuan berperangai sangat aneh-norak-urakan-nggak cewek banget- namun periang, pintar, dan sangat jenius dalam hal tulis menulis yang merupakan hobinya. Ia bernama Kugy.
Perkenalannya dengan ”mahluk
aneh” itu berawal ketika sepupunya, Eko, mengajak pacarnya, Noni yang turut
serta membawa -sahabat paling dekatnya-Kugy saat menjemput Keenan untuk pertama
kalinya datang ke Bandung –universitasnya kini. Jadilah keempat manusia
tersebut menyatu dalam sebuah pertemanan
yang mereka namakan geng “midnight”-berasal dari kebiasaan mereka yang selalu
nonton midnight movie di bioskop.
Dan siapa sangka, Keenan yang cool banget itu bisa jatuh hati pada Kugy, yang sayangnya telah
memiliki seorang pacar yang bernama Joshua. Tapi, siapa pula yang tidak bisa kelepek-kelepek dengan sikap Keenan yang
cool, misterius, pintar -lebih
tepatnya jenius! ipk: 4,0 PERFECT.- dan bertampang tampan pula keturunan Belanda.
Namun sayang, Ojos (Joshua) menghalangi bersatunya cinta mereka. Tapi pada
akhirnya, kesalahpahaman membuat hubungan Kugy dan Ojos kandas.
Kisah cinta mereka yang complicated diwarnai dengan munculnya
seorang wanita bernama Wanda yang cantik, elok, tinggi, putih,
bak Barbie. Belum lagi karena kelihaiannya sebagai collector seni di galeri milik ayahnya yang paling terkenal di
Jakarta, Galeri Warsita. Sepupu Noni tersebut rela berpura-pura menjadi pembeli
gadungan untuk lukisan-lukisan Keenan yang berkat bujukannya kepada sang ayah, dipamerkan di Warsita. Namun pada
akhirnya, di malam hari pertunangan Noni dan Eko, Keenan mengetahui kebusukan
Wanda karena kemarahan Wanda untuk meminta balasan perasaannya yang tak kunjung
diterima Keenan. Disitulah Wanda yang tengah mabuk keceplosan membongkar rahasianya sendiri.
Sementara di malam itu, Kugy yang
sudah berbulan-bulan lamanya menghindar dari geng midnight gara-gara tidak
setuju –dan terlukai-dengan rencana Eko dan Noni untuk mencomblangkan Keenan
dengan Wanda, terpaksa tidak hadir. Timbulah masalah baru. Perang dingin Noni
vs Kugy pun dimulai. Sementara Keenan yang merasa dibohongi oleh “si Barbie” memutuskan
untuk menjauh dari dunia lamanya yang
kelam. Dan Kugy lebih memilih menyibukkan diri dengan kegiatan sosialnya
mengajari anak-anak putus sekolah di pelosok Bandung. Ia memendam
ketidakterusterangan tentang perasaan sebenarnya terhadap Keenan, kepada
Noni dan Eko.
Keenan, lari tanpa kabar. Membuat ayahnya sakit parah. Sementara Keenan yang telah betah di Bali
–tempat tinggal barunya- telah menemukan tambatan hatinya yang bernama
Luhde. Luhde adalah gadis manis Bali dan pemikir yang hebat. Namun hingga ia
berhasil memantapkan hatinya kepada Luhde, tak sedetikpun Keenan melupakan Kugy.
Terlebih dengan sebuah buku berisi dongeng anak-anak karya Kugy yang selalu
menjadi inspirasi dari setiap lukisannya dan selalu dibacanya setiap hari.
Sementara Keenan harus kembali
ke Jakarta untuk memberi “kesembuhan” bagi sang ayah dan meng-handle perusahaan ayah, wisuda Noni,
Eko, dan Kugy membuahkan hasil baik. Namun perang dingin belum usai. Kugy
menjadi seorang tim kreatif di sebuah perusahaan advertising masyhur dan mendapatkan seorang pangeran yang berbeda 8
tahun lebih tua dari umurnya. Tak lain adalah boss-nya sendiri, Remi. Namun
bukan berarti cintanya untuk Keenan terhapus.
Sebuah pertemuan di malam
pernikahan Eko dan Noni menjadi momen nostalgia empat sekawan yang sudah lama
sekali tak bertemu. Keadaan Noni dan Kugy membaik –setelah sebelumnya kata
“maaf” dari bibir Noni meluluhkan perang antara keduanya-, dan akhirnya Kugy
dan Keenan bertemu. Namun, dengan mengantongi status masing-masing sebagai
“milik orang”. Di akhir cerita, Luhde dan Remi merelakan yang tercintanya jatuh
kepada pilihan hatinya justru ketika Kugy dan Keenan bertekad untuk melupakan
perasaan keduanya dan serius terhadap pasangan masing-masing yang jelas-jelas
ada di depan mata. Tapi, takdir memang menginginkan bersatunya Keenan dan Kugy.
Dalam buku ini, Dee seolah
menjelma menjadi sosok lain yang berbeda dengan buku-buku karangannya yang lain.
Mungkin banyak yang berpendapat bahwa novel ini, nggak DEE banget. Tapi alur ceritanya yang unik dan tidak gampang
diplagiat, membuat novel ini menjadi roman cinta yang setiap detailnya sayang
dilewatkan. Terlebih, menurut saya, Dee berhasil menaskahkan sebuah ke-absurd-an dari keluarga Kugy yang kacau
balau plus “berantakan” dan mengundang tawa. Serta, ia pun berhasil mentransferkan maksud, arti, dan makna yang terkisah dari cerita ini lewat kata-katanya.
Tetapi, Saya menemukan sebuah
kejanggalan. Yaitu: hilangnya Wanda dalam novel ini setelah kejadian “bongkar
rahasia” di pertunangan Eko dan Noni. Padahal, Saya kira, Wanda akan muncul
lagi dan dapat bertemu dengan Keenan di hari pernikahan Eko dan Noni, mengingat
bahwa Wanda adalah sepupu dekat Noni. Tidak mungkin bukan jika keluarga Wanda
tidak menghadiri acara keluarga besar sepenting itu? Mungkin, akan lebih
rasional jika sebelumnya diceritakan bahwa Wanda kembali ke Negara studi S1-nya
di Amerika. Padahal sebelum Saya melanjutkan membaca bab berlatar pernikahan
Noni dan Eko, imajinasi Saya sudah melayang membayangkan kisah selanjutnya yang
lebih complicated dengan bertemunya kembali
Kugy, Keenan, dan Wanda.
Lalu, kemana dan dimanakah
Wanda? Who knows… ;)
No comments:
Post a Comment