Labels

Monday, August 20, 2012

Resensi Novel: THE ALCHEMIST


Judul : The Alchemist
Pengarang : Paulo coelho
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman : 217
Tahun Terbit : 2009
ISBN : 978-979-22-1664-6

               
                Novel karangan Paulo Coelho ini berkisah tentang seorang anak manusia yang bernama Santiago. Seorang lelaki penggembala yang tinggal di sebuah desa di Andalusia. Pilihannya menjadi seorang penggembala tidak lepas dari keinginannya untuk berkelana ke seluruh penjuru dunia daripada menetap di desa dan bersekolah di sebuah sekolah seminari.
                Pengalaman “mengasuh” domba selama bertahun lamanya membuat ia begitu mengerti perihal apa saja yang diinginkan dan dilakukan domba-dombanya. Hingga pada suatu hari, lelaki yang amat tertarik untuk selalu membaca buku-buku tebal ini pun didatangi sebuah mimpi yang pada akhirnya mengarahkan jiwanya untuk selalu meraih mimpi walaupun hal itu tampak maya adanya.
                Santiago bermimpi, bahwa ia akan mendapatkan harta karun yang bertempat di dekat piramida mesir. Mesir? Tempat yang begitu jauh dari tapak kakinya berpijak kini. Namun, misteri dari kemunculan mimpinya yang hinggap di tiga kali tidur siangnya di bawah pohon sycamore, membuahkan rasa penasaran yang amat membekas hingga akhirnya, ia mencoba menemui sorang wanita gipsy yang biasa meramal saat ia pergi ke kota Tarifa untuk menjual bulu-bulu wol dari domba-domba miliknya.
                Walaupun mendapatkan jawaban yang tidak pasti – menggantung – dari wanita gipsy tersebut, namun Santiago sudah terlanjur mengiyakan janji untuk memberikan sepersepuluh harta karun-yang jika ia temukan- kepada si peramal tersebut. Dari kebimbangan itulah, muncul Raja Salem, seorang Raja bijak yang misterius dan selalu datang tiba-tiba saat ia merasa butuh pertolongan.
                Dari nasehatnya itu, ia kemudian memberanikan diri untuk menjual seluruh dombanya sebagai modal untuk memulai petualangan. Walaupun sempat ditipu orang, dan semua uangnya raib, Raja Salem kemudian datang kembali membeli pertolongan. Kemudian di tempat berikutnya ia terpakasa menjadi seorang “jongos” di sebuah toko Kristal. Disinilah hal menarik pertama yang saya temui di novel ini.
                Santiago mengajarkan pelajaran marketing kepada si “boss”. Toko Kristal tidak laku yang terletak di bukit nan sepi itu -aneh-memang-kenapa-ada-toko-penjual-barang-antik-di-tempat-sepi- kemudian laris manis berkat kedatangan Santiago. Santiago mengusulkan untuk membuka penjualan minuman yang banyak disukai orang dan menghidangkannya dengan gelas-gelas Kristal. Dengan jalan itu, harapannya orang-orang yang meminum minuman tersebut dengan gelas Kristal, dapat merasakan “sensasi berbeda” dan tertarik membeli gelas kristalnya.
                Perjalanan yang sangat panjang membawanya semakin mengerti akan jiwa dunia dan mengerti akan tanda-tanda yang termaktub. Dengan sebuah rombongan besar karavan, sampailah ia di sebuah oase tempat sang alkemis yang selama ini dicarinya berdasar atas petunjuk raja Salem. Di el-Fayoum ini pula-lah, ia bertemu dengan Fatima, sang pujaan hatinya.
Hingga pada akhir cerita, Santiago berhasil menempuh Mesir dan menjumpai piramida-piramidanya yang menakjubkan. Namun aneh, setelah kuat-kuat menggali, tak lekas ia menemukan hartanya. Melainkan, dua orang menganiayanya, memukulnya, dan compang-campinglah ia. Orang tersebut berkata: “bodoh! Mengapa ada orang Andalusia yang jauh-jauh kesini untuk harta karun karena mimpi padahal setahun lalu aku bermimpi bahwa aku mendapatkan harta karun di Andalusia tepat dibawah pohon sycamore”
                Santiago pun pulang dan mengerti maksudnya. Bahwa harta yang selama ini dicari-carinya selama setahun belakangan dan melalui perjalanan panjang -bahkan melewati tantangan untuk merubah dirinya menjadi angin- ternyata berujung pada sebuah tempat yang amat sangat dekat dengannya. Namun, lewat this long journey, dia mengerti suatu pepatah besar: JIKA KAU BERUSAHA ATAS SEBUAH KEINGINAN, SESUNGGUHNYA SEMESTA AKAN BAHU MEMBAHU MEMBANTUMU UNTUK MENGGAPAINYA.

No comments:

Post a Comment