Judul
: The Alchemist
Pengarang
: Paulo coelho
Penerbit
: PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman
: 217
Tahun
Terbit : 2009
ISBN
: 978-979-22-1664-6
Novel karangan Paulo Coelho ini berkisah tentang seorang anak manusia yang bernama Santiago. Seorang lelaki penggembala yang tinggal di sebuah desa di Andalusia. Pilihannya menjadi seorang penggembala tidak lepas dari keinginannya untuk berkelana ke seluruh penjuru dunia daripada menetap di desa dan bersekolah di sebuah sekolah seminari.
Pengalaman
“mengasuh” domba selama bertahun lamanya membuat ia begitu mengerti perihal apa
saja yang diinginkan dan dilakukan domba-dombanya. Hingga pada suatu hari,
lelaki yang amat tertarik untuk selalu membaca buku-buku tebal ini pun
didatangi sebuah mimpi yang pada akhirnya mengarahkan jiwanya untuk selalu meraih
mimpi walaupun hal itu tampak maya adanya.
Santiago
bermimpi, bahwa ia akan mendapatkan harta karun yang bertempat di dekat
piramida mesir. Mesir? Tempat yang begitu jauh dari tapak kakinya berpijak
kini. Namun, misteri dari kemunculan mimpinya yang hinggap di tiga kali tidur
siangnya di bawah pohon sycamore, membuahkan rasa penasaran yang amat membekas
hingga akhirnya, ia mencoba menemui sorang wanita gipsy yang biasa meramal saat
ia pergi ke kota Tarifa untuk menjual bulu-bulu wol dari domba-domba miliknya.
Walaupun
mendapatkan jawaban yang tidak pasti – menggantung – dari wanita gipsy
tersebut, namun Santiago sudah terlanjur mengiyakan janji untuk memberikan
sepersepuluh harta karun-yang jika ia temukan- kepada si peramal tersebut. Dari
kebimbangan itulah, muncul Raja Salem, seorang Raja bijak yang misterius dan
selalu datang tiba-tiba saat ia merasa butuh pertolongan.
Dari
nasehatnya itu, ia kemudian memberanikan diri untuk menjual seluruh dombanya
sebagai modal untuk memulai petualangan. Walaupun sempat ditipu orang, dan
semua uangnya raib, Raja Salem kemudian datang kembali membeli pertolongan.
Kemudian di tempat berikutnya ia terpakasa menjadi seorang “jongos” di sebuah
toko Kristal. Disinilah hal menarik pertama yang saya temui di novel ini.
Santiago
mengajarkan pelajaran marketing kepada si “boss”. Toko Kristal tidak laku yang
terletak di bukit nan sepi itu -aneh-memang-kenapa-ada-toko-penjual-barang-antik-di-tempat-sepi-
kemudian laris manis berkat kedatangan Santiago. Santiago mengusulkan untuk
membuka penjualan minuman yang banyak disukai orang dan menghidangkannya dengan
gelas-gelas Kristal. Dengan jalan itu, harapannya orang-orang yang meminum
minuman tersebut dengan gelas Kristal, dapat merasakan “sensasi berbeda” dan
tertarik membeli gelas kristalnya.
Perjalanan
yang sangat panjang membawanya semakin mengerti akan jiwa dunia dan mengerti
akan tanda-tanda yang termaktub. Dengan sebuah rombongan besar karavan,
sampailah ia di sebuah oase tempat sang alkemis yang selama ini dicarinya
berdasar atas petunjuk raja Salem. Di el-Fayoum ini pula-lah, ia bertemu dengan
Fatima, sang pujaan hatinya.
Hingga
pada akhir cerita, Santiago berhasil menempuh Mesir dan menjumpai
piramida-piramidanya yang menakjubkan. Namun aneh, setelah kuat-kuat menggali,
tak lekas ia menemukan hartanya. Melainkan, dua orang menganiayanya,
memukulnya, dan compang-campinglah ia. Orang tersebut berkata: “bodoh! Mengapa
ada orang Andalusia yang jauh-jauh kesini untuk harta karun karena mimpi
padahal setahun lalu aku bermimpi bahwa aku mendapatkan harta karun di
Andalusia tepat dibawah pohon sycamore”
Santiago
pun pulang dan mengerti maksudnya. Bahwa harta yang selama ini dicari-carinya
selama setahun belakangan dan melalui perjalanan panjang -bahkan melewati
tantangan untuk merubah dirinya menjadi angin- ternyata berujung pada sebuah
tempat yang amat sangat dekat dengannya. Namun, lewat this long journey, dia mengerti suatu pepatah besar: JIKA KAU
BERUSAHA ATAS SEBUAH KEINGINAN, SESUNGGUHNYA SEMESTA AKAN BAHU MEMBAHU
MEMBANTUMU UNTUK MENGGAPAINYA.
No comments:
Post a Comment