Melihat teman-teman di satu pot ini tumbuh berkembang makin hijau, dan beberapa bahkan sudah punya bakal buah mumpuni.
Menyadari bahwa jari lain di kaki ini mulai pintar memilah jalan yang hendak dijejaki.
Menyadari jemari lain di tangan ini mulai sudi menekuni apa yang jadi mimpi.
Pada mengukur kemampuan dan mencari lorong tempuh yang kiranya sanggup dijalani; dilewati.
Menghimpun kesempurnaan selagi masih belum seberkeping mungkin dan sebelum semua yang terpenting menjadi tak penting di momen yang semua anggap tak berarti di masa nanti.
Dan seawas mataku yang tidak sipit, benang sari getol saja memikirkan si putik primadona hati.
Dan seawas mataku yang tidak melipit, putik cantik getol saja memesona benang jantan penarik saripati.
Sementara ada yang mulai merindu baru-baru kemarin hari.
Katanya, baru sekarang merasa pertalian ini diingati, dihayati, dihargai, dikasihi, disayangi, dibumbui, dirasai, dipunyai; Dimiliki~
Bertebaran kata peduli saban hari makin menjadi pada pertalian ini.
Ada istimewa katanya pada tiap persembahan yang diberi dari diri sendiri dan yang ramai percaya diri.
Ada yang menangis karena melihat tawa berketiwi. *riris
Banyak tanah disinggahi; dipelesiri, sama anak-anak pelancong ini.
Banyak hujah, suasana, firasat, ra'yi, dramatisasi, melankoli, acapkali mewarnai :)
URANG TEH DULUR | August 22nd, 2012 | 05.17 pm
@myhouse|banjarsari-is-going-to-be-crowded-city #fiuhh
oh, ini Blog lu Nda...Keren bengedh ya..Sorrysorry gue baru liat soalnya..(jarang BlogWalking sih)
ReplyDeleteThanks :D
Deletetapi tulisan gue masih centered ke puisi sih tas.
udah pernah proyek 'fashion photo session' yang modelnya mbak gaa :)
tp belom gue post, hehe.
haha. terimakasih untuk nyertain nama riris, nda.
ReplyDeletetulisannya nda banget :D
siiipppppp :)
Deletebiar ada khas nya kan yah? haha.
ris message ke fb dong puisi nda yg nda kasih ke riris waktu itu...